Sunday 5 January 2014

Puisi-Puisi Koran Kedaulatan Rakyat, 3 November 2013


Puisi Ons Untoro


Kepada Hari Leo

Telah pergi ke sunyi-ruri
Di tempat yang tak dikenali
tapi melalui puiai
kita bersatu hati

Untukmu seni member arti
seperti tetes air di gua sepi
walau hidup tak mengakrabi
kesungguhan memenuhi hati

Jarak kita tak lagi bisa ditempuh
demi sastra kamu penuh peluh
walau dirimu hidup menjauh
seperti pencari ikan melempar jauh

Telah pergi ke sunyi-ruri
dari puisi hidupmu berarti


Kepada Masroom Bara

Hari lebaran kedua tengah malam
kamu pergi ke rumah tuhan
dan di kubur di makam seniman

Banyak peran telah ia mainkan
teater, sinetron dan layar lebar
Masroom Bara tidak bisa dengan peran

Entah apa yang ia perankan
ketika ia dipanggil tuhan


Kepada Sutyanto Sastroatmaja

Seperti angin yang tak pernah berhenti
Suryanto menulis sampai pagi
Sejarah budaya ia genapi
Ingatannya seperti ensiklopedi

Sejak muda tak lepas dari kata
Kepada anak muda ia menguatkan cipta
Sesekali duduk mengalir beribu kata
Dalam dirinya tersimpan berjuta kata

Suryanto tak bisa lepas dari sepeda
Kakinya mengayuh angannya melalui benua
Seperti laut yang menerima segala
Suryanto adalah alamat untuk bertanya

Seperti kata menemukan makna
Suryanto telah menuju ke tiada


Tak Lagi Tahu di Mana Tinggal
                :Ragil Suwarno Pragolapati

Mencarimu di tumpukan dokumen
Tak menemuimu terselip
Mencarimu di panggung sastra
Hanya namamu yang tersisa

Mencarimu di antara anak muda
Namamu tak lagi dilupa
Di mana kamu mengambil tempat
Laut tak memberi alamat

Tak lagi tahu di mana tinggal
Tapi namamu masih dikenal


Kepada Hendro Suseno

Wajahmu pucat di kanvas
Tapi senyummu penuh bahagia
Kepada siapa saja bersahabat
Tak ada beda, tak ada sekat

Karya terakhir adalah protretmu
Tanpa kanvas dan pigura
Penuh pesona di hadapan Tuhan
Sungguh kita merasa kehilangan

Wajahmu tak lagi di kanvas
Padamu ingatanku tak pernah lepas

Kepada Arwan Tuti Arta

Tubuhmu penuh kata
Sebab hidupmu mendapat berkah
Seperti embun menetes pagi hari
Hidup dijelajahi penuh kreasi

Seperti tungku tak ada arti tanpa api
Kamu merangkai kata member arti
Ketika sabda dating tiba-tiba
Kamu menerima tanpa berkata-kata

Kamu pergi kepada hidup yang memiliki kata


Kepada Panji Patah

Seperti kuda di belantara
Kamu terus mengejar berita
Meski tak terikat media
Karena hidup tidak bisa ditunda

Jarak ditempuh kaki melangkah
Hanya kadang menggunakan sepeda
Berita dan tulisan hasil karyanya
Di bawah ia tuliskan Panji Patah

Panji sudah lama pergi ke rumah Illahi
Karena jantungnya tak lagi berfungsi

Yogyakarta, 2013

No comments:

Post a Comment